DEWI CINTA: Inovasi Bunda PAUD Candimulyo Curi Perhatian, Bukti Solusi Cerdas PAUD Berbasis Kekuatan Lokal
**Candimulyo, Wonosobo** Rabu, 15 Oktober 2025
CANDIMULYO – Desa Candimulyo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, baru-baru ini menjadi sorotan dalam kancah pendidikan anak usia dini (PAUD) nasional. Adalah Ibu Giyarti, sosok inspiratif di balik gelar Bunda PAUD Desa Candimulyo, yang berhasil memukau dewan juri dalam ajang Best Practice Bunda PAUD berkat program unggulannya: **DEWI CINTA**.
Dalam presentasi singkat namun padat selama 7 menit yang menggetarkan, Ibu Giyarti memaparkan bagaimana inisiatif lokal mampu menjawab tantangan kompleks penyelenggaraan PAUD di tingkat desa. Keberhasilannya ini bukan sekadar tentang administrasi, melainkan tentang membangun ekosistem pendidikan yang hangat, nyaman, dan holistik.
DEWI CINTA: Solusi untuk "Sakit Kepala Kronis" PAUD Desa
DEWI CINTA—yang merupakan akronim anggun dari **Desa Edukasi Wujudkan Inklusif, Ceria, Inovatif, Nyaman, Tumbuh Aktif**—bukan sekadar singkatan cantik. Program ini lahir dari kejujuran melihat realita di Candimulyo: keterbatasan fasilitas, media pembelajaran yang monoton, kualitas pendidik yang perlu ditingkatkan, dan yang paling krusial, fragmentasi program antarlembaga desa.
"Kami menyadari, PAUD bukan hanya urusan sekolah. Ini adalah urusan desa, urusan Posyandu, urusan orang tua, bahkan urusan potensi alam kita. DEWI CINTA hadir untuk merajut semua benang yang terpisah ini," ujar Ibu Giyarti dalam narasinya yang penuh semangat.
Fokus utama program ini adalah mengatasi isu-isu krusial. Selain peningkatan fasilitas, DEWI CINTA juga fokus pada penanganan isu sosial yang sensitif, seperti stunting dan kekerasan pada anak, menjadikan PAUD sebagai garda terdepan perlindungan anak terpadu.
Merajut Kekuatan Lokal melalui Kolaborasi Erat
Keunikan DEWI CINTA terletak pada pendekatan kolaboratif berbasis komunitas. Ibu Giyarti berhasil menyatukan tiga lembaga PAUD di desa (TK Pertiwi, PAUD Al Azkiya, dan RA Maunatul Ulum) yang tadinya berjalan sendiri-sendiri, menjadi tim yang solid. Kunci suksesnya adalah sinergi yang melibatkan seluruh elemen desa:
- **Gerakan Donasi & Kreasi Mandiri Media Edukatif:** Mengatasi keterbatasan sarana prasarana dengan melibatkan orang tua dan masyarakat untuk berkreasi menggunakan bahan lokal dan bekas.
- **Program Peningkatan Kapasitas Pendidik Berkelanjutan:** Memastikan guru-guru PAUD selalu ter-update dengan metode pengajaran terbaik.
- **Kampanye Sinergi Tumbuh Kembang Optimal:** Menghubungkan PAUD, Posyandu, dan BKB (Bina Keluarga Balita) untuk memastikan pemantauan nutrisi dan perkembangan anak secara holistik.
- **Pengembangan Kurikulum Berbasis Kearifan Lokal:** Memanfaatkan potensi alam dan budaya Candimulyo sebagai media pembelajaran, membuat anak-anak lebih mencintai desanya.
- **Program Jembatan Masuk SD:** Mempersiapkan transisi anak dari PAUD ke jenjang SD/MI tanpa tekanan, memastikan kesiapan belajar yang optimal.
Menciptakan Ekosistem Ceria: Dampak Nyata di Lapangan
Hasil dari implementasi DEWI CINTA dalam kurun waktu terakhir sangatlah terasa. Candimulyo kini memiliki ekosistem PAUD yang tidak hanya lebih maju secara fasilitas, tetapi juga lebih "bernyawa." Anak-anak datang ke sekolah dengan ceria dan aman, sementara orang tua kini memahami bahwa peran mereka adalah mitra utama pendidikan.
Program ini terbukti meningkatkan kesadaran kolektif masyarakat tentang pentingnya pengasuhan holistik. Dengan adanya Jejaring Perlindungan Anak Terpadu yang diinisiasi Bunda Giyarti, kasus-kasus riskan dapat ditangani lebih cepat dan terkoordinasi.
“Keberhasilan ini membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk berinovasi. Dengan kekuatan kolaborasi dan kearifan lokal, kita bisa menyongsong Program Wajib Belajar 13 Tahun dengan memastikan anak-anak kita, generasi emas Candimulyo, Tumbuh Aktif dan siap menyambut masa depan,” tutup Ibu Giyarti, yang presentasinya mengundang decak kagum peserta Best Practice.
DEWI CINTA kini menjadi model inspirasi yang siap direplikasi. Kisah Ibu Giyarti adalah pengingat bahwa pahlawan pendidikan sejati seringkali bekerja diam-diam di tingkat desa, mengubah tantangan menjadi peluang, dan menanamkan cinta pada pendidikan sejak usia dini.