Mengukir Jejak Emas 11 Tahun: Bunda PAUD Candimulyo Luncurkan Buku Best Practice "DEWI CINTA" Merajut Asa Pendidikan Anak Usia Dini melalui Inovasi Komprehensif di Desa
Mengukir Jejak Emas 11 Tahun: Bunda PAUD Candimulyo Luncurkan Buku Best Practice "DEWI CINTA" Merajut Asa Pendidikan Anak Usia Dini melalui Inovasi Komprehensif di Desa
Mengukir Jejak Emas 11 Tahun: Bunda PAUD Candimulyo Luncurkan Buku Best Practice "DEWI CINTA"Merajut Asa Pendidikan Anak Usia Dini melalui Inovasi Komprehensif di Desa
WONOSOBO – Setelah 11 tahun mendedikasikan diri untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Desa Candimulyo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, Ibu Giyarti, yang akrab disapa Bunda Giyarti, baru saja merampungkan dan meluncurkan sebuah buku ‘Best Practice’ berjudul “Perjalanan 11 Tahun Menjadi Bunda PAUD”. Buku ini secara mendalam menguraikan pengalaman terbaiknya, terutama dalam menginisiasi dan mengimplementasikan program inovatif “DEWI CINTA: Desa Edukasi Wujudkan Inklusif, Ceria, Inovatif, Nyaman, Tumbuh Aktif”.
Best Practice ini menjadi sebuah monumen atas perjalanan panjang Bunda Giyarti dalam menapaki peran sebagai Bunda PAUD Desa. Di dalamnya, ia merangkum tantangan, strategi, dan keberhasilan program DEWI CINTA yang dirancang sebagai solusi komprehensif terhadap berbagai isu kompleks dalam penyelenggaraan PAUD di Candimulyo.
Program DEWI CINTA lahir dari keprihatinan atas keterbatasan fasilitas sarana dan prasarana, minimnya inovasi media pembelajaran, kualitas pendidik yang bervariasi, rendahnya partisipasi masyarakat, fragmentasi program, kurikulum yang belum adaptif, kesulitan transisi ke jenjang SD/MI, serta belum optimalnya pemanfaatan potensi lokal dan penanganan isu sosial krusial seperti stunting dan kekerasan anak.
Dengan tekad kuat, Bunda Giyarti mengambil pendekatan kolaboratif berbasis komunitas dan kearifan lokal. Ia berhasil merajut sinergi yang apik antara tiga lembaga PAUD di desa tersebut—yakni TK Pertiwi, PAUD Al Azkiya, dan RA Maunatul Ulum—bersama Posyandu, BKB, pemerintah desa, orang tua, dan seluruh elemen masyarakat.
Berbagai intervensi strategis pun diimplementasikan di bawah payung DEWI CINTA. Di antaranya adalah Gerakan Donasi & Kreasi Mandiri Media Edukatif untuk mengatasi keterbatasan fasilitas, Program Peningkatan Kapasitas Pendidik Berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas pengajar, serta Kampanye Sinergi Tumbuh Kembang Optimal untuk mendorong partisipasi masyarakat. Forum Komunikasi dan Koordinasi Terpadu dibentuk untuk menyatukan berbagai program, sementara Pengembangan Kurikulum Berbasis Kearifan Lokal memastikan materi belajar relevan dengan konteks desa. Tak ketinggalan, Program Jembatan Masuk SD dirancang untuk memuluskan transisi anak ke jenjang pendidikan selanjutnya, pemanfaatan potensi alam dan budaya desa menjadi media belajar yang menarik, serta Jejaring Perlindungan Anak Terpadu untuk mengatasi isu sosial.
Hasilnya, program DEWI CINTA tidak sekadar meningkatkan kualitas layanan PAUD, bahkan berhasil mendorong peningkatan status akreditasi lembaga-lembaga PAUD di Desa Candimulyo. Lebih dari itu, program ini telah menumbuhkan kesadaran kolektif masyarakat akan pentingnya pendidikan dan pengasuhan anak usia dini secara holistik.
“Kami melihat perubahan nyata di Candimulyo. Ekosistem PAUD menjadi lebih inklusif, inovatif, nyaman, dan ceria. Anak-anak tumbuh kembang secara aktif, siap menjadi generasi emas yang mampu menyongsong masa depan,” tutur Bunda Giyarti dengan bangga. Ia juga menekankan bahwa keberhasilan ini turut mensukseskan Program Wajib Belajar 13 Tahun yang dicanangkan pemerintah.
Keberhasilan Bunda Giyarti dan program DEWI CINTA ini diharapkan tidak hanya menjadi catatan sejarah pengabdian, melainkan juga inspirasi serta model replikasi yang berharga bagi desa-desa lain di seluruh Indonesia dalam upaya memajukan Pendidikan Anak Usia Dini berbasis kekuatan dan kearifan lokal. Sebuah bukti nyata bahwa dengan ketulusan, kolaborasi, dan inovasi, desa mampu menjadi garda terdepan dalam mencetak generasi penerus bangsa yang unggul.
PLATFORM
Desa Candimulyo memanfaatkan berbagai platform media, diantaranya Website, media sosial Facebook, Instagram, Youtube dan Tiktok untuk menyampaikan fragmen program kegiatan sebagai sarana edukasi, sosialisasi advokasi dan intervensi program. Dengan menggunakan media analog dan digital, Desa Candimulyo berharap dapat menjangkau lebih luas, membangun sinergitas, aksesibilitas publik dan memaksimalkan program.