Semangat optimisme berhembus kencang dari lereng pegunungan di Wonosobo. Hari ini, Hotel Krisna Wonosobo menjadi saksi bisu berkumpulnya para inovator ekonomi akar rumput. Mereka hadir dalam acara Pelatihan Peningkatan Kapasitas Pengurus KDKMP Tahun 2025 yang mengusung tema ambisius: "SDM dan Talenta Unggul menuju Indonesia Emas 2045."
Salah satu peserta kunci yang hadir dan menunjukkan antusiasme tinggi adalah Bapak **Ahmad Asnawi**, Ketua Koperasi Merah Putih (KDKMP) dari Desa Candimulyo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo. Kehadiran Asnawi dan perwakilan koperasi lainnya menjadi penanda penting bahwa visi besar bangsa tidak hanya milik kota-kota besar, melainkan berawal dari kemandirian di tingkat desa.
Mengenal Jantung Ekonomi Rakyat: Koperasi Merah Putih (KDKMP)
Koperasi Merah Putih (KDKMP) adalah pilar vital yang bergerak di bidang simpan pinjam, pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), serta penyediaan kebutuhan pokok anggota. KDKMP bukan sekadar lembaga keuangan; ia adalah jaring pengaman sosial yang berprinsip gotong royong, memastikan perputaran modal dan kesejahteraan dapat terdistribusi secara adil, langsung dari masyarakat, untuk masyarakat.
Peningkatan kapasitas pengurus KDKMP tahun 2025 ini merupakan respons strategis terhadap tantangan ekonomi global yang semakin digital. Pelatihan ini dirancang untuk memastikan bahwa koperasi di seluruh Indonesia, termasuk yang berada di pelosok Candimulyo, mampu beradaptasi dan bersaing di era 4.0.
Materi Pelatihan: Digitalisasi dan Transparansi
Fokus utama materi yang disajikan dalam pelatihan ini meliputi:
- **Tata Kelola Keuangan Digital:** Pengenalan sistem akuntansi berbasis aplikasi untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi pelaporan keuangan.
- **Inovasi Produk Koperasi:** Bagaimana KDKMP dapat mengembangkan layanan non-konvensional, seperti skema pembiayaan untuk energi terbarukan atau pemasaran digital produk UMKM anggota.
- **Kepemimpinan Adaptif (Adaptive Leadership):** Pembekalan kemampuan pengurus dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dan mengambil keputusan yang pro-aktif.
Materi-materi ini merupakan bekal wajib agar pengurus koperasi di desa mampu mengelola institusi mereka dengan standar profesionalisme yang tinggi, selaras dengan semangat persaingan di tingkat nasional.
Ditemui di sela-sela sesi simulasi manajemen risiko, Ketua Koperasi Merah Putih Desa Candimulyo, **Ahmad Asnawi**, berbagi pandangannya dengan mata berbinar penuh semangat. Ia menekankan bahwa pelatihan ini bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah lompatan besar bagi desanya.
"Ini bukan sekadar seminar teori. Ini adalah suntikan energi dan ilmu praktis yang harus segera kami aplikasikan. Di sini, kami belajar bagaimana membuat laporan yang transparan secepat kilat dan bagaimana memanfaatkan media sosial untuk memasarkan produk anggota kami." — Ahmad Asnawi, Ketua KDKMP Desa Candimulyo.
Asnawi menambahkan bahwa tantangan terbesar KDKMP saat ini adalah meyakinkan generasi muda untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan koperasi. Dengan bekal digitalisasi yang ia dapatkan, ia bertekad untuk membuat KDKMP Candimulyo menjadi lembaga yang lebih relevan dan menarik bagi milenial dan Gen Z, sehingga cita-cita "Indonesia Emas 2045" yang ditopang oleh SDM Unggul dapat benar-benar terwujud, dimulai dari ekonomi gotong royong di Desa Candimulyo, Kecamatan Kertek.
Inisiatif ini membuktikan bahwa Koperasi sebagai soko guru ekonomi bangsa siap bertransformasi menjadi institusi modern yang berdaya saing. Perjalanan menuju Indonesia Emas 2045 memang berliku, namun dengan SDM yang terlatih dan bersemangat, harapan itu mulai mekar dari Hotel Krisna, Wonosobo.