Minilokakarya TPK dan TPPS Kecamatan Kertek Perkuat Komitmen Penurunan Stunting
Kertek, [19 November 2025] – Semangat minilokakarya terpancar jelas di Aula Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, hari ini. Perwakilan Tim Pendamping Keluarga (TPK) bersama Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kecamatan Kertek berkumpul dalam sebuah Minilokakarya krusial. Acara ini bukan sekadar pertemuan rutin, melainkan deklarasi bersama untuk memerangi stunting, memastikan setiap anak di tanah Wonosobo tumbuh optimal, cerdas, dan sehat.
Minilokakarya ini menjadi forum penting untuk menyelaraskan strategi, mengevaluasi capaian, dan menggali solusi inovatif demi mewujudkan generasi penerus yang bebas stunting. Kehadiran TPK dan TPPS menunjukkan sinergi kuat dari berbagai lini, mulai dari tingkat desa hingga kecamatan, menyatukan langkah dalam intervensi sensitif maupun spesifik.
DOKUMENTASI KEGIATAN
Mengupas Tuntas Stunting: Analisis Gizi & Data Global
Sesi pertama dibuka dengan pemaparan mendalam oleh Ibu April, Ahli Gizi Puskesmas Kertek II. Beliau tidak hanya menyajikan angka, namun membedah akar masalah gizi di wilayah lokal. Berdasarkan pemantauan terkini, terdapat beberapa isu krusial yang menjadi "lampu kuning" bagi wilayah kerja Puskesmas Kertek 2:
PERHATIAN: Temuan Masalah Gizi Wilayah
Anemia pada Remaja Putri: Masih ditemukannya remaja putri dengan kadar hemoglobin rendah, yang berisiko melahirkan bayi stunting di masa depan.
Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis): Lingkar Lengan Atas (LiLA) ibu hamil di bawah standar (< 23,5 cm), menandakan kekurangan asupan gizi jangka panjang.
Pola Asuh & Pemberian Makan (PMBA): Masih perlunya edukasi masif mengenai komposisi MP-ASI yang tepat protein hewani bagi baduta (bawah dua tahun).
Ibu April juga menekankan pentingnya periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Ini adalah "periode emas" yang dimulai sejak masa konsepsi hingga anak berusia 2 tahun. Kerusakan yang terjadi pada masa ini bersifat irreversible (tidak dapat dipulihkan sempurna), terutama pada perkembangan kognitif otak. Sebagai pembanding dan motivasi, beliau memaparkan kisah sukses dunia:
PERU: Menurunkan stunting >15% dalam < 10 tahun berkat komitmen politik.
VIETNAM: Turun dari 43% ke 23% dalam 15 tahun melalui intervensi terpadu.
JEPANG: Menekan angka hingga 5,7% melalui revolusi nutrisi sekolah & sanitasi.
MATERI PRESENTASI AHLI GIZI
Strategi Nasional & Penguatan Peran Desa
Sesi selanjutnya diisi oleh Ibu Intan Pratiwi, S.E., Koordinator Penyuluh KB Kecamatan Kertek. Beliau membuka wawasan peserta dengan memaparkan Hasil Riset Kolaborasi Universitas Indonesia (UI) dan BRIN. Temuan ini menjadi evaluasi kritis bagi pergerakan di lapangan:
EVALUASI LAPANGAN (Riset UI & BRIN):
Kompetensi Kader: Masih bervariasinya pemahaman kader Posyandu dalam pengukuran antropometri (berat & tinggi badan) yang presisi.
Validitas Data: Perlunya verifikasi berjenjang agar data yang masuk ke aplikasi E-PPGBM benar-benar akurat.
Koordinasi Lintas Sektor: Terkadang masih terjadi gap komunikasi antara Pemerintah Desa, Bidan Desa, dan Kader.
Menjawab tantangan tersebut, Ibu Intan menjabarkan strategi Quick Win BKKBN melalui penguatan peran Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari Bidan, Kader PKK, dan Kader KB.
KAMPUNG KBPusat integrasi data & intervensi program Bangga Kencana desa.
APP ELSIMILScreening Catin & pendampingan keluarga berisiko stunting.
Desa Candimulyo memanfaatkan berbagai platform media (Website, Facebook, Instagram, Youtube, Tiktok) untuk menyampaikan fragmen program kegiatan sebagai sarana edukasi, sosialisasi advokasi, dan intervensi program.
Pilar Digitalisasi
EDUKASIKesehatan & Tani
ADVOKASIAspirasi Warga
TRANSPARANSILaporan Anggaran
GALERI KEGIATAN TERBARU
Edukasi
Pariwisata
Pembangunan
UMKM
Pelayanan Publik
Laporan Anggaran
Candimulyo: Mengoptimalkan Jaringan, Memperkuat Persaudaraan.Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.