Sinergi Doa dan Refleksi Kebijakan di Penghujung Tahun
Menjelang pergantian tahun menuju 2026, jajaran Pemerintah Desa di wilayah Kecamatan Kertek, Wonosobo, melaksanakan tradisi ziarah ke makam para alim ulama dan tokoh spiritual. Kegiatan ini dipandang sebagai instrumen penting dalam menjaga stabilitas sosial dan keseimbangan batin kolektif. Di tengah pesatnya pembangunan fisik, pemerintah desa menekankan pentingnya memiliki landasan moral yang kokoh agar setiap kebijakan yang diambil tetap selaras dengan nilai-nilai kearifan lokal dan religiusitas masyarakat.
Tradisi ziarah makam sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah dan nilai luhur ulama.
Prosesi tawasul yang dilaksanakan secara khidmat ini menjadi ruang bagi institusi desa untuk merefleksikan kembali capaian pelayanan publik selama setahun terakhir. Dengan menziarahi makam para pendahulu, tumbuh kesadaran kolektif tentang tanggung jawab etis dalam menjalankan amanat rakyat. Harapan besar dipanjatkan agar pada tahun 2026, wilayah desa senantiasa dijauhkan dari marabahaya, konflik sosial, serta berbagai tantangan ekonomi yang mungkin muncul di masa mendatang.
"Ziarah ini merupakan langkah institusional untuk menyelaraskan antara ikhtiar lahiriah pemerintahan dengan dukungan spiritual, guna memastikan seluruh program kerja di tahun 2026 membawa keberkahan nyata bagi warga," ungkap salah satu perwakilan perangkat desa
Pemerintah desa menyadari bahwa dinamika di tahun 2026 akan memerlukan ketahanan mental yang kuat, baik bagi pengelola desa maupun warga. Oleh karena itu, pendekatan melalui tawasul makam wali dipandang efektif sebagai penguat psikologis. Doa yang dipanjatkan secara spesifik memohon perlindungan total (himayah) bagi setiap warga desa. Optimisme ini dibangun bukan sekadar dari perencanaan teknis birokrasi, melainkan dari keyakinan bahwa restu spiritual akan mempermudah jalannya pembangunan di segala lini.
Sinergi kolektif aparatur desa dalam agenda spiritual tutup tahun.
Secara operasional, keberhasilan tata kelola desa di tahun-tahun mendatang akan sangat bergantung pada transparansi dan integrasi program. Ziarah ini menjadi pengingat bagi seluruh elemen organisasi desa bahwa keberhasilan sejati diukur dari ketenteraman hidup warga. Penutupan tahun dengan tawasul bersama ini menjadi komitmen institusional bahwa tahun 2026 akan disambut dengan standar pengabdian yang lebih tinggi, mengedepankan kemaslahatan umum di atas kepentingan golongan.
Dengan mengenang jasa dan meneladani kesabaran para ulama, pemerintah desa memetik pelajaran tentang keteguhan dalam menghadapi perubahan zaman. Visi menuju 2026 adalah terwujudnya tatanan desa yang makmur secara material namun tetap religius secara mental. Sinergi antara pemanfaatan teknologi digital melalui TV Desa dan pelestarian tradisi ziarah ini diharapkan menjadi formula unik dalam membangun identitas desa yang modern namun tetap memiliki akar budaya yang kuat.