Di peluk hangat kaki bukit yang hijau membentang, Desa Candimulyo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, selalu punya cerita. Bukan hanya tentang hamparan sawah yang menghijau atau udara sejuk yang membelai, melainkan juga kisah-kisah kehidupan yang tak terucapkan, tersembunyi di balik senyum dan tatapan mata para penghuninya.

Namun, di balik ketenangan itu, ada secercah realitas yang tak bisa diabaikan: keberadaan para lansia, kakek-nenek kita, yang digolongkan sebagai Kelompok Rentan Pemerlu Atensi Sosial (PAS). Mereka adalah jiwa-jiwa bijaksana yang telah melihat banyak musim berganti, namun kini mungkin tak sekuat dulu, tak seliar dulu, dan membutuhkan uluran tangan yang lebih dari sekadar materi. Mereka membutuhkan perhatian, pengakuan, dan sentuhan kemanusiaan yang tulus.

Pada tanggal 31 Juli 2025, seperti janji yang senantiasa ditepati oleh hati nurani, aura kehangatan dan kepedulian menyelimuti Candimulyo. Bukan karena matahari bersinar lebih terik, melainkan karena kehadiran rombongan TKSK Kertek – Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan Kertek. Tim ini, yang kerap menjadi garda terdepan dalam merajut jaring pengaman sosial, datang bukan sekadar dengan daftar nama dan agenda formal, melainkan dengan membawa hati yang lapang dan sepasang telinga yang siap mendengarkan.

Mereka hadir, bukan dengan kemeja kaku dan tatapan datar, melainkan dengan senyum tulus dan telinga lapang. Di setiap rumah yang mereka kunjungi, di setiap sudut lorong desa yang mereka susuri, mereka menabur empati. Duduk bersila di lantai, menyentuh tangan keriput yang telah banyak berjuang, mendengarkan kisah-kisah yang terukir di wajah mereka yang bijaksana. Ada cerita tentang masa muda yang penuh perjuangan, tentang anak-cucu yang kini merantau, dan kadang, tentang kesepian yang diam-diam menyelinap di hari tua.

Pendampingan lansia Kelompok Rentan Pemerlu Atensi Sosial (PAS) desa Candimulyo yang dilakukan TKSK Kertek ini adalah sebuah ritual kemanusiaan. Bukan hanya bantuan materi yang disalurkan, meski itu tak kalah penting untuk menopang kebutuhan sehari-hari. Lebih dari itu, adalah sentuhan kemanusiaan yang menegaskan bahwa mereka tidak sendirian, bahwa keberadaan mereka masih sangat berarti. Martabat mereka disapa, kehadiran mereka dirayakan.

Terlihat jelas bagaimana mata yang semula sayu, kini berbinar kembali saat tangan mereka digenggam erat. Senyum tipis yang jarang terpancar, kini merekah tulus di bibir yang keriput. Kata-kata "terima kasih" yang diucapkan terbata-bata, terasa lebih berat dan sarat makna dari sekadar ucapan basa-basi. Itu adalah ungkapan syukur dari jiwa yang merasa diperhatikan, dari hati yang merasa dihargai.

Pendampingan ini lebih dari sekadar program sosial; ini adalah jembatan empati yang menghubungkan dua generasi, antara mereka yang telah memberikan segalanya dengan mereka yang kini bertugas untuk mengembalikan kebaikan. Ini adalah pengingat bahwa di tengah laju zaman yang serba cepat, kepedulian adalah mata uang yang takkan pernah lekang, sebuah investasi jiwa yang akan terus berlipat ganda dalam bentuk kebahagiaan.

Candimulyo di penghujung Juli itu, mengajarkan kita satu hal: kebahagiaan sejati seringkali ditemukan dalam uluran tangan tulus dan seulas senyum yang menenteramkan jiwa. Dan di hari itu, Desa Candimulyo menjadi saksi bisu, bagaimana sebuah sentuhan kecil mampu menerangi kembali harapan, bahkan di hati-hati yang paling rentan sekalipun.

XIII. PLATFORM 

Kampung KB Abhina memanfaatkan berbagai platform media, di antaranya website, media sosial (Facebook, Instagram, YouTube, dan TikTok) untuk menyampaikan informasi tentang program kegiatan. Media-media ini digunakan sebagai sarana edukasi, sosialisasi, advokasi, dan intervensi program. Dengan menggunakan media analog dan digital, Kampung KB Abhinaya berharap dapat menjangkau audiens yang lebih luas, membangun sinergi, meningkatkan aksesibilitas publik, dan memaksimalkan efektivitas program. Berikut adalah beberapa dokumentasi dan publikasi kegiatan Kampung KB Abhinaya: