Beberapa bule cantik yang tertarik dengan budaya Jawa dari desa. Meskipun bukan orang Indonesia, bule-bule cantik ini memiliki kemampuan berbahasa Jawa Wonosoboan yang diperoleh secara otodidak. Mereka menggunakan bahasa Jawa dalam bercakap – cakap meskipun masih terbanta-banta.
Mereka juga tertarik dengan kuliner klasik dan berusaha untuk mempelajari dan melestarikan budaya melalui makanan. mereka berharap agar makanan-makanan daerah dapat dilestarikan dan tidak punah. Melalui minat dan dedikasi mereka, bule-bule ini berusaha untuk belajar dan menghargai budaya Jawa serta berkontribusi dalam melestarikannya.
Budaya dapat dihargai sebagai hasil dari cipta, rasa, dan karsa manusia. Budaya tercipta karena kebutuhan dan berkembang untuk memenuhi hubungan antara sesama manusia dan dengan Tuhan. Ada dua jenis budaya, yaitu budaya materi (tangible) dan budaya non materi (intangible). Contoh budaya materi adalah candi, masjid, rumah, dan keramik, sedangkan contoh budaya non materi adalah bahasa, seni budaya, termasuk tari-tarian. Budaya merupakan hasil dari cipta (pikiran), rasa (hati/tekad), dan karsa (kerja) yang mempengaruhi banyak aspek kehidupan manusia, seperti agama, politik, sosial, dan ekonomi. Dengan menghargai budaya, kita juga dapat memperkuat identitas dan keberagaman budaya yang ada.
Terdapat minat yang signifikan dari orang luar negeri terhadap budaya Jawa. Budaya Jawa, yang meliputi aspek-aspek seperti tradisi, seni, dan bahasa, telah menarik perhatian orang di luar negeri. Beberapa orang asing bahkan belajar bahasa Jawa dan mempelajari tradisi serta seni Jawa. Selain itu, budaya Jawa juga memiliki pengaruh yang cukup kuat di beberapa negara, seperti penggunaan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari di Kaledonia Baru. Hal ini menunjukkan bahwa budaya Jawa memiliki daya tarik yang signifikan di mata orang luar negeri.