Scotel tape adalah salah satu makanan ringan yang terbuat dari bahan dasar tape (fermentasi singkong atau ketan) yang dicampur dengan bahan lain, seperti kelapa dan gula. Pelatihan pembuatan scotel tape dapat menjadi salah satu cara efektif untuk meningkatkan pendapatan keluarga akseptor, terutama bagi ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA) dusun Kalikuto desa Candimulyo
Manfaat Pelatihan Pembuatan Scotel Tape
- Peningkatan Keterampilan: Pelatihan ini memberikan kesempatan bagi peserta untuk belajar teknik pembuatan scotel tape yang baik dan benar. Dengan keterampilan ini, mereka dapat menghasilkan produk berkualitas yang menarik bagi konsumen.
- Peluang Usaha: Scotel tape merupakan camilan yang diminati banyak orang. Dengan memproduksi dan menjualnya, ibu-ibu dapat menciptakan sumber pendapatan tambahan untuk keluarga. Produk ini juga dapat dipasarkan di pasar lokal, acara bazaar, atau melalui platform online.
- Pemberdayaan Ekonomi: Melalui pelatihan ini, ibu-ibu tidak hanya belajar membuat scotel tape, tetapi juga mendapatkan pengetahuan tentang manajemen usaha, pemasaran, dan pengelolaan keuangan. Ini penting untuk keberlanjutan usaha mereka.
Langkah-Langkah Pembuatan Scotel Tape
- Persiapan Bahan: Siapkan tape, kelapa parut, gula, dan bahan tambahan sesuai resep.
- Pengolahan: Campurkan tape dengan kelapa parut dan gula, lalu aduk hingga merata.
- Pencetakan: Masukkan campuran ke dalam cetakan yang telah disiapkan.
- Penyimpanan: Diamkan hingga mengeras, kemudian keluarkan dari cetakan.
- Pemasaran: Siapkan kemasan yang menarik untuk meningkatkan daya tarik produk saat dijual.
Strategi Pemasaran
Untuk memaksimalkan potensi penjualan, ibu-ibu dapat memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan produk scotel tape mereka. Selain itu, mengikuti pameran atau bazaar lokal dapat membantu memperkenalkan produk kepada masyarakat luas. Pelatihan tentang pemasaran digital juga dapat menjadi nilai tambah bagi mereka. Dengan pelatihan pembuatan scotel tape, diharapkan ibu-ibu akseptor dapat meningkatkan keterampilan dan pendapatan keluarga, serta berkontribusi pada pemberdayaan ekonomi di komunitas mereka.