Desa Candimulyo, 27 Juni 2025 – Selama ini, banyak warga Candimulyo, khususnya para ibu rumah tangga, memiliki segudang potensi dan keterampilan luar biasa. Ada yang pandai membuat aneka jajanan pasar, lihai menjahit, atau memiliki tangan ajaib dalam kerajinan tangan. Namun, kendala klasik selalu menghantui: minimnya modal usaha.
"Banyak dari mereka hanya bisa berangan-angan untuk mengembangkan usahanya, padahal produknya berkualitas dan diminati. Modal awal itu sering jadi tembok penghalang paling besar," tutur Ibu Giyarti dengan nada prihatin, saat kami temui di Balai Desa Candimulyo siang itu. Mimik wajahnya menggambarkan betapa ia memahami betul perjuangan para ibu di desanya.
Bantuan permodalan ini, hadir bak oase di padang pasir ekonomi. Program yang difokuskan pada pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ini bukan sekadar memberi uang, tapi juga membuka pintu pelatihan pengelolaan keuangan dan pendampingan usaha.
"Bantuan ini seperti kunci yang membuka gembok. Ibu-ibu yang tadinya ragu, kini jadi lebih berani melangkah," ujar Ibu Giyarti, senyumnya mengembang. Ia menunjuk ke arah sekelompok ibu yang sedang asyik berbincang, sesekali tertawa renyah, di salah satu pojok balai desa. Merekalah para penerima manfaat yang kini usahanya perlahan naik kelas.
Ambil contoh Ibu Fitri, misalnya. Dulu, ia hanya menjual keripik singkong produksinya dari rumah ke rumah, dengan modal seadanya, bahkan seringkali harus pinjam tetangga untuk beli bahan baku. "Dulu modalnya cuma nekat, dan kadang cuma cukup buat bikin sedikit. Sekarang, Alhamdullilah, setelah dapat bantuan, saya bisa beli bahan baku lebih banyak, kemasan lebih bagus, dan bahkan sudah bisa menggaji satu orang tetangga untuk bantu produksi," cerita Ibu Sumiati dengan mata berbinar. Keripik singkongnya kini tak hanya dipasarkan di Candimulyo, tapi sudah merambah ke desa tetangga.
Ada juga Ibu Aminah, seorang penjahit rumahan. Dengan bantuan permodalan, ia tak hanya memiliki mesin jahit baru yang lebih canggih, tapi juga berani mengambil pesanan dalam jumlah besar, seperti seragam sekolah atau busana pesta. "Dulu sering nolak pesanan karena mesinnya sudah tua dan sering rusak. Sekarang, pesanan seragam sekolah tak pernah putus, bahkan ada dari luar desa juga," imbuh Ibu Aminah sembari merapikan tumpukan kain di dekatnya.
Menurut Ibu Giyarti, dampak bantuan ini jauh melampaui sekadar peningkatan pendapatan atau angka-angka statistik. "Yang paling penting itu adalah semangat dan kepercayaan diri ibu-ibu yang tumbuh," ujarnya, suaranya terdengar begitu tulus. "Mereka merasa dihargai, potensi mereka dilihat dan didukung. Ini bukan cuma tentang uang, tapi tentang martabat, tentang harapan untuk masa depan anak-anak mereka."
Kini, suasana di Candimulyo terasa lebih hidup. Perempatan desa yang menjadi pasar jalan desa lebih ramai, transaksi antarwarga meningkat, dan roda perekonomian berputar lebih cepat. Bahkan, beberapa usaha kecil kini mulai saling berkolaborasi, menciptakan ekosistem ekonomi mikro yang sehat dan saling menguntungkan. Ada yang fokus produksi, ada yang jadi distributor, ada yang membantu pemasaran secara online.
"Program ini juga melahirkan kesadaran baru akan pentingnya menabung dan mengelola keuangan. Kelompok-kelompok usaha kecil mulai terbentuk, saling mendukung dan berbagi pengalaman. Ini yang kita harapkan, bukan hanya bantuan sesaat, tapi bisa menjadi fondasi kuat bagi kemandirian ekonomi desa kami," tegas Ibu Giyarti dengan optimisme yang menular. "Kami ingin Candimulyo benar-benar mandiri, tak lagi bergantung pada belas kasihan, tapi berdiri di atas kaki sendiri."
Maka, dari setiap keripik singkong yang renyah di tangan Ibu Sumiati, setiap jahitan yang rapi dari mesin jahit Ibu Aminah, dan setiap senyum yang mengembang di wajah para ibu di Desa Candimulyo, kita bisa melihat bagaimana selembar harapan yang diberikan telah dirajut menjadi karpet kesejahteraan yang kokoh. Sebuah bukti nyata bahwa dengan sedikit sentuhan dan kepercayaan, potensi lokal mampu tumbuh mekar, mengubah sebuah desa menjadi mercusuar harapan bagi banyak lainnya.
PLATFORM
Desa Candimulyo memanfaatkan berbagai platform media, diantaranya Website, media sosial Facebook, Instagram, Youtube dan Tiktok untuk menyampaikan fragmen program kegiatan sebagai sarana edukasi, sosialisasi advokasi dan intervensi program. Dengan menggunakan media analog dan digital, Desa Candimulyo berharap dapat menjangkau lebih luas, membangun sinergitas, aksesibilitas publik dan memaksimalkan program.