Candimulyo, [18 Juli 2025] – Sebuah angin segar literasi berhembus di SD Negeri 1 Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Pada hari Jumat, 18 Juli 2025, suasana ceria dan penuh harap menyelimuti sekolah ini ketika tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar sebuah inisiatif yang menjanjikan: pengenalan program "Literasi dan Storytelling". Bukan sekadar materi pelajaran, ini adalah undangan untuk membuka jendela dunia dan merangkai mimpi.
Begitu melangkah masuk ke halaman sekolah, aura antusiasme sudah terasa. Senyum para siswa melebar menyambut kakak-kakak dari KKN UIN Jogja yang datang dengan misi mulia. Program ini, meskipun baru pada tahap pengenalan dan pembentukan program kerja, berhasil menyedot perhatian dan meniupkan semangat baru bagi seluruh warga sekolah.
Dalam sesi pengenalan yang interaktif dan penuh tawa, tim KKN UIN Jogja tidak hanya memperkenalkan nama program, tetapi juga membuka tabir makna di balik "Literasi dan Storytelling" itu sendiri. Mereka menjelaskan bahwa literasi jauh melampaui sekadar kemampuan membaca atau menulis. "Literasi itu seperti kunci," ujar Hani, salah satu anggota KKN Cantik UIN Jogja dengan nada ramah, "kunci yang akan membuka gerbang ke berbagai pengetahuan, pemahaman, dan bahkan kemampuan untuk membedakan mana informasi yang benar dan mana yang tidak. Dengan literasi, kita bisa menjelajahi seluruh dunia tanpa beranjak dari kursi!"
Sementara itu, "storytelling" atau mendongeng, bukanlah sekadar hiburan semata. Ia adalah seni merangkai kata dan peristiwa, sebuah jembatan untuk menanamkan nilai-nilai moral, melatih imajinasi anak agar terbang bebas, dan bahkan membangun empati. "Bayangkan, dengan storytelling kita bisa menjadi pahlawan di cerita kita sendiri, atau merasakan apa yang dirasakan tokoh lain. Itu melatih hati kita untuk peka," tambah Icha, anggota KKN lainnya, membuat mata-mata kecil di hadapan mereka berbinar.
Meskipun masih di tahap pengenalan program, respons yang ditunjukkan oleh para siswa dan guru SD Negeri 1 Candimulyo sungguh luar biasa. Wajah-wajah mungil itu tampak berbinar penuh rasa ingin tahu, tangan-tangan mungil terangkat tinggi saat pertanyaan-pertanyaan polos namun cerdas mulai bermunculan. Suasana yang tadinya hanya sekadar "kelas", berubah menjadi arena berbagi ide dan mimpi.
Tak hanya siswa, para guru pun menyambut inisiatif ini dengan tangan terbuka. Mereka melihat program ini sebagai pelengkap penting dalam kurikulum yang ada, sebuah cara inovatif untuk membangkitkan minat baca dan kemampuan berekspresi anak sejak dini. "Kami sangat senang dengan kehadiran adik-adik KKN ini. Program literasi dan storytelling ini, meskipun baru dimulai, sudah terasa dampaknya. Anak-anak jadi lebih aktif dan bersemangat, bahkan bertanya tentang buku-buku baru," ujar Ibu Kepala Sekolah dengan senyum lebar, sorot matanya memancarkan harapan.
Ini baru permulaan dari sebuah perjalanan panjang. Tim KKN UIN Jogja berharap, melalui program "Literasi dan Storytelling" ini, anak-anak di SD Negeri 1 Candimulyo tidak hanya sekadar pandai membaca dan menulis, tetapi juga tumbuh menjadi pribadi yang kaya imajinasi, kritis dalam berpikir, dan berani bersuara. Sebuah fondasi kuat untuk masa depan cerah yang mulai dikisahkan, satu demi satu lembar cerita, di sebuah desa tenang di kaki pegunungan Wonosobo. Dan semua dimulai dengan sebuah kalimat sederhana: "Mari, kita baca dan berkisah."
PLATFORM
Desa Candimulyo memanfaatkan berbagai platform media, diantaranya Website, media sosial Facebook, Instagram, Youtube dan Tiktok untuk menyampaikan fragmen program kegiatan sebagai sarana edukasi, sosialisasi advokasi dan intervensi program. Dengan menggunakan media analog dan digital, Desa Candimulyo berharap dapat menjangkau lebih luas, membangun sinergitas, aksesibilitas publik dan memaksimalkan program.