Candimulyo, 27 Juli 2025 – Pagi itu, udara di Candimulyo, sebuah desa di Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, terasa berbeda. Bukan sekadar agenda rutin, melainkan sebuah perhelatan akbar yang sarat makna dan harapan. Bertempat di Gedung Abhinaya I, Abhinaya II, serta Rumah Sehat Desa Candimulyo, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Perwakilan Kedu dengan bangga mempersembahkan gelaran bakti sosial dan penyuluhan kesehatan bertajuk "Kolase: Kolaborasi Bakti Sosial Wujudkan Generasi Anak Sehat Bebas Malnutrisi." Kegiatan ini merupakan puncak perayaan Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2025 dengan tema besar "Strive to Improve Children's Welfare and Health."
Pemandangan langka dan penuh harapan tersaji di bumi Candimulyo. Sebanyak 44 dokter spesialis anak yang tergabung dalam IDAI Perwakilan Kedu membanjiri desa ini, siap sedia memberikan pelayanan prima. Kehadiran mereka tak sendiri, barisan pejabat penting juga turut hadir, menunjukkan dukungan penuh dari berbagai lini. Tampak di tengah keramaian Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, S.Ag, Kepala Dinas PPKBPPPA Kabupaten Wonosobo, perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten, serta petinggi IDAI tingkat provinsi dan kabupaten. Sebuah kolaborasi yang benar-benar lintas sektoral demi masa depan anak-anak.
"Bukan sekadar penyuluhan kesehatan yang super edukatif untuk seluruh Ibu Baduta (bawah dua tahun), Balita, dan keluarga pejuang stunting di Candimulyo," ujar bidan desa Candimulyo dengan semangat. "Ada juga program imunisasi lengkap bagi anak-anak. Bahkan, pemeriksaan kesehatan khusus bagi anak-anak stunting langsung oleh Dokter Spesialis Anak! Ini adalah wujud komitmen IDAI untuk pelayanan prima yang menyentuh langsung jantung permasalahan," tambahnya, menjelaskan detail program yang langsung menyasar kebutuhan mendesak di masyarakat.
Di balik gaung acara akbar ini, terselip sebuah alasan kuat mengapa Candimulyo dipilih sebagai lokasi. Dr. Galeh, selaku Ketua Panitia, dengan senyum mengembang menjelaskan, "Desa Candimulyo ini bukan desa sembarangan. Mereka adalah juara 1 Jawa Tengah dalam kategori penguatan kampung keluarga berkualitas, bahkan berhasil meraih posisi runner up nasional!" Lebih dari sekadar prestasi di atas kertas, Dr. Galeh juga menyoroti komitmen tak Desa Candimulyo untuk mewujudkan generasi sehat, generasi emas Indonesia. Sebuah pilihan yang tepat sasaran, di mana semangat dan kebutuhan bertemu dalam satu titik.
Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, S.Ag, dalam sambutannya tak bisa menyembunyikan apresiasinya. Beliau menekankan bahwa angka stunting menjadi "PR" dan perhatian utama Pemerintah Kabupaten Wonosobo. "Ini adalah isu yang harus kita lakukan intervensi secara kolaboratif," tegas Bupati Afif, menggarisbawahi pentingnya kerja sama antara pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat itu sendiri. Sebuah pengakuan terhadap tantangan, sekaligus ajakan untuk bertindak bersama.
Kepala Desa Candimulyo, Bapak Parman, turut menyambut antusiasme ini. Di bawah kepemimpinannya, Desa Candimulyo telah membuktikan diri sebagai pelopor dalam upaya peningkatan kualitas hidup keluarga. Kehadiran "Kolase" seolah menjadi energi tambahan yang mengukuhkan langkah desa menuju cita-cita mulia: menciptakan generasi penerus yang sehat, cerdas, dan bebas dari belenggu malnutrisi.
Hari itu, Candimulyo tak hanya menjadi tuan rumah bagi sebuah acara, tapi juga mercusuar harapan. Sebuah sinergi yang membuktikan bahwa dengan kolaborasi yang tulus dan semangat yang membara, masa depan anak-anak Indonesia bisa lebih cerah, bebas dari ancaman malnutrisi dan stunting. Langkah "Kolase" ini adalah bukti nyata, bahwa cita-cita mewujudkan generasi emas Indonesia bukanlah sekadar mimpi, melainkan sebuah tujuan yang bisa diraih bersama.
PLATFORM
Desa Candimulyo memanfaatkan berbagai platform media, diantaranya Website, media sosial Facebook, Instagram, Youtube dan Tiktok untuk menyampaikan fragmen program kegiatan sebagai sarana edukasi, sosialisasi advokasi dan intervensi program. Dengan menggunakan media analog dan digital, Desa Candimulyo berharap dapat menjangkau lebih luas, membangun sinergitas, aksesibilitas publik dan memaksimalkan program.